Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 (kalium iodat) sebanyak 30 - 80 ppm. Sesuai keppres No.69 tahun 199, semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia.
GAKY merupakan masalah gizi yang serius, karena dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretin. Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan kehilangan 140 juta I.Q. point akibat GAKY. Perhitungan ini didasarkan pada klasifikasi pengurangan I.Q. point sebagai berikut :
- Kretin (GAKY berat) = 50 point
- Gondok = 5 point
- Bayi didaerah GAKY = 10 point
- GAKY bentuk lain = 10 point
- rata-rata IQ manusia normal = 110 point
- IQ di bawah 80 point tergolong bodoh
- IQ point merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam hal berpikir, memecahkan masalah dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
Seperti halnya anemia gizi besi, anak sekolah yang menderita GAKY biasanya memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan tingkat pendidikan formal tertentu. Bahkan mereka yang menderita GAKY tingkat berat (kretin, kreatonoid) tidak mampu menyerap pelajaran pendidikan dasar.
Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu ditumbuhkan kepedulian anak-anak di daerah gondok endemik. Selain mengonsumsi garamberyodium setiap hari, mereka wajib minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan.
Dosis pemberian kapsul yodium adalah sbb :
- Anak SD (daerah endemik berat) : 1 kapsul/tahun
Daerah endemik sedang dan berat
- Wanita Usia Subur (WUS) : 2 kapsul/tahun @ 200 mg
- Ibu hamil : 1 kapsul/tahun
- Ibu menyusui : 1 kapsul selama menyusui
- Daerah endemik sedang dan berat
Mengingat dalam garam beryodium juga terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terjadinya stroke, yaitu pecahnya pembulun darah otak. Stroke merupakan penyebab kematian orang dewasa di atas 40 tahun. Sedangkan penyakit darah tinggi membawa risiko timbulnya penyakit jantung pada kelompok usia dewasa. Karena itu hindari konsumsi garam yang berlebihan. Untuk menghindari pengaruh sampingan dari konsumsi garam beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram per orang per hari (2 gram tiap kilokalori), atau satu sendok teh setiap hari.
Dengan mengonsumsi garam beryodium sekitar 6 gram sehari, kebutuhan yodium dapat terpenuhi, namun ambang batas penggunaan natrium tidak terlampaui. Dalam kondisi tertentu, misalnya keringat yang berlebihan, dianjurkan mengonsumsi garam sampai 10 gram atau dua sendok teh per orang per hari, dianjurkan untuk tetap mengonsumsi makanan laut yang kaya yodium.
Demikian penting manfaat garam beryodium untuk mencegah dan menanggulangi GAKY, maka mutu garam beryodium yang beredar di pasar perlu dipantau. Cara untuk menilai mutu garam beryodium tidak sulit, yaitu Test Kit Yodina yang tersedia di Puskesmas dan Apotik. Ambil garam kira satu sendok teh, kemudian tetesi dengan cairan yodina sebanyak 2 tetes. Warna yang timbul dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada kit. Garam yang bermutubaik akan menunjukkan warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam.
Selain itu, pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan singkong parut. Carabya sebagai berikut : singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air, tuangkan 1 sendok perasan singkong parut ke dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka biang berjkadar 25%. Aduk sampai rata, dan tunggu beberapa menit. Apabila timbul warna biru keunguan, bearti garam tersebut mengndung yodium. Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu garam. Sebab garam yang tak beryodium tidak akan mengalami perubahan warna setelah diperiksa dengan cauran yodina maupun cairan singkong parut.
Garam beryodium sebaiknya disimpan di tempat kering, tetutup dan terhindar dari panas dan sinar matahari, karena yodium dapat menguap akibat pemanasan. Pemberian garam pada saat pemasakan dapat menyebabkan yodium menguap saat masakan mendidih.
Lihat juga pesan lain pada 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang.
Sumber :
Buku Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas)
Dirjen Kesmas Dit Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan Tahun 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar