Jumat, 21 Oktober 2011

Sekelumit Pengalaman Pribadi sebagai Tenaga Gizi

Aku bekerja sebagai tenaga pelaksana gizi di Puskesmas Pematang Panggang IV Kecamatan Mesuji Raya kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan. Puskesmas tersebut terletak pada daerah bekas transmigrasi perkebunan sawit yang sudah menjadi desa-desa definitif. 


Jarak puskesmas dari ibukota kabupaten kurang lebih 70 km, namun dengan jarak seperti itu tidak dapat diperkirakan waktu tempuh yang pasti karena tergantung kondisi jalan saat akan dilewati. Bila kondisi jalan kering dan habis diratakan, jarak tempuh dapat sekitar 1,5 jam, tapi apabila kondisi jalan sedang banyak berlubang dan musim hujan, jarak tempuh dapat menjadi 3 sampai 4 jam, atau malah bisa seharian apabila terdapat bagian jalan yang sangat sulit dilewati.

Aku bertugas di puskesmas ini sejak pertama diangkat menjadi CPNS di tahun 2000. Pada waktu itu, di daerah tersebut belum terdapat PLN, sehingga digunakan listrik diesel. Alhamdulillah sejak tahun 2005 PLN sudah mulai menyala meski sampai saat ini sering byar pet kadang-kadang sampai sehari semalam.

Sebagai tenaga pelaksana gizi, aku lebih banyak bekerja di luar gedung, seperti melakukan kunjungan ke posyandu dan penyuluhan kepada masyarakat. Kondisi masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah dan beraneka ragam suku (Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan suku setempat) , membuat aku harus menyesuaikan metode dalam menyampaikan program-program gizi agar dapat diterima oleh masyarakat.  Faktor budaya atau adat merupakan masalah utama yang menghambat diterimanya pesan-pesan kesehatan dan gizi. Salah satu program gizi yang sangat sulit diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat adalah program ASI Eksklusif dimana menganjurkan bayi umur 0 - 6 bulan hanya diberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman apapun.

Kondisi di atas mengharuskan aku dan rekan-rekan nakes lain, tidak hanya melakukan penyuluhan secara formal pada kegiatan atau acara tertentu, tapi juga di setiap kesempatan seperti saat ngobrol, jaga malam, kerja bakti dan lain-lain. Tapi, penyuluhan yang dilakukan secara nonformil saat santai itulah yang sepertinya lebih efektif dan lebih mudah dimengerti masyarakat, karena suasana yang santai membuat mereka lebih leluasa untuk bertanya dan berdiskusi. 

Salah satu faktor yang cukup membantu adalah dukungan dari lintas sektor yang cukup kuat  dari Kecamatan di wilayah kami, membuat program-program pemberdayaan masyarakat lebih mudah untuk dilaksanakan. dalam setiap kegiatan kepanitiaan, tim-tim pembinaan seperti UKS, PHBS, Desa Siaga, Posyandu, GSI, semua sektor-sektor terkait selalu bekerja sama dibawah koordinasi pihak kecamatan. begitupun kami dari tenaga puskesmas selalu dilibatkan dalam kegiatan ataupun organisasi di luar bidang kesehatan.

Secara berangsur-angsur, pengetahuan masyarakat mengenai gizi seperti ASI eksklusif, gizi seimbang, vitamin A dan lain-lain semakin meningkat. Walau tidak dipungkiri banyak yang masih di bawah target, akan tetapi terdapat kepuasan tersendiri saat mendengar sebagian masyarakat yang sudah mengerti dan dapat berbicara mengenai masalah gizi, melihat ibu-ibu yang membawa balitnya ke posyandu dengan kesadarannya, ibu-ibu hamil yang rutin memeriksakan diri ke tenaga kesehatan, dan masyarakat yang mulai memperhatikan gizi yang seimbang.  Memang, untuk mengubah perilaku adalah usaha yang sangat sulit, seringkali membuat kita bosan dan kadang-kadang putus asa, karena hasil yang belum dapat dilihat dalam waktu yang sebentar. Tapi melihat perubahan secara langsung setelah usaha yang kita lakukan dalam kurun waktu yang cukup lama-meski perubahan yang sedikit-sudah cukup menghilangkan semua kejenuhan dan rasa putus asa yang pernah kita rasakan.

Sekarang, di tahun 2011, sudah 11 tahun aku bekerja di sini, alhamdulillah banyak hal yang menjadi lebih baik. Mulai dari sarana seperti jalan yang bisa dan lancar dilewati, tersedia PLN, sinyal ponsel (kalo dulu harus pake antena), kendaraan roda empat dan roda dua yang memadai, dan akses komunikasi yang mudah diterima masyarakat serta tingkat pendidikan yang sudah cukup tinggi, merupakan hal-hal yang lebih mempermudah pekerjaan kita dalam melakukan pembinaan dan fasilitasi terhadap masyarakat.



Tentunya banyak sekali suka duka yang aku dapatkan selama bertugas di sini, baik itu yang berhubungan dengan pekerjaan maupun masalah di luar pekerjaan. Pengalaman-pengalaman yang tidak mungkin didapatkan kalau aku bertugas di daerah perkotaan. Pengalaman dan ilmu mengenai program-program puskesmas lain yang pernah aku pegang karena terbatasnya jumlah staf yang ada, seperti program UKK, Kesling, PHBS, Promkes, Perencanaan dan Keuangan. Alhmdulillah itu menambah wawasan dan pengetahuanku sebagai tenaga di bidang gizi. Meski tidak aku pungkiri, perasaan jenuh sering kali datang dan melemahkan semangat dalam berkerja, tapi perasaan itu dapat dihilangkan dengan menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat menghibur kita.

Di tahun 2011 ini, aku mendapatkan kabar dari pihak Dinkes Kabupaten OKI, bahwa aku  termasuk tiga orang tenaga gizi puskesmas yang dinominasikan menjadi tenaga kesehatan teladan di tingkat kabupaten. Alhamdulillah setelah dilakukan penilaian, aku terpilih mewakili Kabupaten OKI untuk seleksi di tingkat propinsi -yang alhamdulillah lagi- aku dipercaya menjadi tenaga  kesehatan gizi teladan terbaik. Suatu penghargaan dan pengalaman yang tidak terlupakan saat mendapat kesempatan mengikuti berbagai upacara kenegaraan di Jakarta pada bulan Agustus lalu bersama tenaga medis teladan, paramedis teladan, kesmas teladan dan gizi teladan dari seluruh propinsi di Indonesia. 



Upacara Bendera di Istana Merdeka, Pidato Tahunan Presiden di Gedung MPR/DPR Senayan, Acara penyambutan oleh Kemenkes, Upacara Renungan Suci di TMP Kalibata dan beberapa acara lain adalah pengalaman sekaligus penghargaan yang sangat berarti yang belum pernah terbayangkan akan pernah aku ikuti. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, atas karunia ini. jadikan ini semua sebagai pemacuku dalam bekerja lebih baik lagi.

Kupersembahkan untuk semua tenaga kesehatan puskesmas, terutama yang bertugas di daerah-daerah terpencil, perbatasan, daerah kepulauan, "Kalianlah Pahlawan Kesehatan di Masa Sekarrang.."

1 komentar:

  1. terimakasih banyak sudah berbagi semoga .. menjadi amak sholeh.

    ditunggu ya postingan berikutnya..



    kalau butuh bahan bacaan,, kunjungi
    REPOSITORY UNAND

    BalasHapus